Cerbung : Ada Cinta di Banyuwangi (part III)
Setelah Bali sukses
mabuk kendaraan, karena tamunya lancang duduk di depan, duduk di tempatnya dan
memaksanya untuk duduk di belakang selama setengah jam di perjalanan. Sekarang seperti ada
konstraksi aneh di perutnya. Mual. Ditambah sekarang Bali disuruh membawakan
ransel cowok itu yang super berat, yang lebih mirip kulkas. Uuuh. Nino, supir mereka, hanya menatap Bali
prihatin.
“ sini aku bantu Bal”.
Ujarnya sambil mengulurkan tangannya. Bali menurunkan tas berat itu dan
tersenyum penuh rasa terima kasih pada Nino. Nino hanya membalasnya dengan
hendikan bahunya.
“ dimana kamar gue?”.
Tanya cowok itu setelah memperhatikan sebuah restoran di depannya malas, dia ingin
buru-buru masuk kekamar dan istirahat. Perjalanan yang berjam-jam ini cukup melelahkan baginya.
“ kamar anggrek, yang
paling atas mas”. Sahut Bali dibuat sopan.
Cowok itu menoleh pada Bali
sebentar, seolah keberatan dipanggil Mas. Namun, memilih untuk melangkah menuju
tangga-tangga kecil jalan menuju kamarnya, daripada protes.
Bali mengelus dada,
lega. akhirnya urusan dengan cowok itu berakhir, tinggal mengantarkannya ke
Kawah Ijen besok pagi, malamnya dia bisa pergi ke Banyuwangi bersama
teman-temannya untuk merayakan tahun baru. Horeeeeee…..Bali bersorak dalam
hati. Tanpa sadar dia melompat-lompat gembira.
“oh iya”. Kata cowok itu berbalik, menghentikan
aksi lompat-lompat Bali.
“iya?”. Sahut Bali
tenang.
“kapan kita naik
kekawah?”. Tanya cowok itu berhenti di tengah-tengah tangga.
“pagi jam 6”. Jawab Bali.
Cowok itu tampak berfikir sejenak. Lalu melirik arlojinya.
“ini sudah jam setengah
3, gue butuh istirahat, gue nggak bisa bangun jam segitu. Gue denger kalau di
kawah ijen itu ada Bluefire. Gue mau lihat itu. jadi kekawahnya besok malam
saja”. tukasnya. Jelas. Dan reflek membuat Bali menganga.
Hey!
Aku udah punya rencana besok malam. Gerutunya dalam hati.
Masa dibatalin sih?, ini kan acara malam tahun baru perdananya bersama
teman-temannya dan gebetannya, Mas Angga. Masa dihancurin sihhh..???
“tapi..”. Bali berniat
protes, tapi cowok itu sudah keburu pergi kekamarnya tanpa peduli apa yang sedang Bali rasakan. Bali menghentak-hentakan
kakinya kesal. Uuuhhh…
#
Bali sudah berniat
untuk mundur dari tugas ini, dia mencoba konsultasi sama pak bos-nya. Berunding.
Bernegosias. Dari cara halus sampai merengek. Tapi jawabannya adalah tidak bisa.
Katanya tidak ada pemandu wisata lain yang bisa menggantikan Bali dengan alasan
fullbook. Guide-guide di sini sudah
punya jadwal semua. Kasihan sekali, mereka juga tidak bisa merayakan malam
tahun baru bersama pacar atau keluarga mereka. Bali merasa nasib mereka sama.
Dan baru saja dia menelepon
sohibnya sekaligus makcomblangnya, vika, untuk memberitahu kalau dia gagal
datang. Vika terdengar kecewa berat, Padahal gadis itu sudah mengatur
sedemikian rupa acara buat nanti malam untuk ketemuan sama mas Angga. Sial. Bali hanya
bisa manyun sepagi ini.
“di sini nggak ada
penyewaan mobil?”. entah sejak kapan, cowok itu sudah berdiri di depan meja
resepsionis. Mengagetkan Bali yang sedang melamun. Bali tersentak. Dia melirik
arlojinya yang menunjuk pukul 8 pagi.
“heh?”. Tanya Bali
bingung. Sepertinya ada kata-kata mobil barusan. Cowok itu menatapnya dengan
tangan terlipat di depan dada dan alis terangkat, mengisyaratkan kalau dia
tidak ada mengulang kata-katanya. “ada”. sahut Bali segera.
“gue butuh mobil
sekarang”. Ujarnya. Bali mengangguk lalu segera membuka laci dan mengambil
kunci mobil dari sana.
“nih”. Bali mengulurkan kuncinya pada cowok
yang kelihatan banget baru mandi itu. wangi lemon menyeruak dari jaketnya. Bali
baru tau kalau rambut cowok ini merah kecoklatan dan matanya berwarna coklat tua.
Sekarang rambut merah yang basah itu terlihat keren di mata Bali. Eh, Bali
menggeleng cepat mengaburkan apa yang sedang dia pikirkan barusan.
“lo ngapain bengong,
bukannya lo harus ikut gue?”. Ujarnya, Bali mengernyit tidak mengerti. Cowok
itu menatapnya penuh arti. “bukannya lo pemandu gue?”. Tambahnya.
“eh?”. Bali bengong.
Cowok itu memutar bola matanya kesal, kenapa dia harus mendapatkan pemandu
super lemot kayak dia?. Cristopher mendengus sebal.
“aku?”. Dan Bali masih bertanya.
“emang ada guide lagi
disini? gue kan nggak tau daerah ini. Gue butuh belanja, stok makanan gue
habis”. Imbuhnya. Bali mendengus menatap tampang sok cowok itu, lalu meraih tas
kecilnya di sebelah komputer.
“iya,iya”. Sungutnya,
lalu mengikuti tamunya yang sudah ada di sebelah tropper.
“nggak ada mobil yang
lebih bagus ya?”. cibirnya saat menghidupkan mobil dengan sedikit susah payah. Bali
tidak menjawab, dia hanya mendengus pasrah. harus sampe kapan dia bersabar?. Oh
iya, sampe cowok ini Balik ke kandangnya. (bersambung)
Comments
Post a Comment