Posts

Showing posts from October, 2017

DECEMBER WISH : Raka Datang

Image
            Kara sedang duduk memeluk lutut di depan kue Tart ber-angka dua puluh lima. Dia menatap lilin itu sejak tiga jam lalu. Dia sengaja membeli kue beserta lilinnya untuk merayakan hari ulang tahunnya sendirian. Ini adalah Desember yang ke Tujuh tanpa Raka.             Raka pernah berjanji akan kembali di bulan Desember. Sudah tujuh tahun Kara menunggu,.  Haruskah dia menunggu lebih lama? Tidak, Kara tidak mau menunggu lagi. Dia harus segera  move on dari janji Raka, seharusnya dia mengabaikan saja janji Raka itu. Karena nyatanya, dia tidak pernah kembali bahkan dia tidak pernah muncul, meskipun hanya sekedar bertanya kabar di facebook. Raka benar-benar menghilang. Menghilang dari hidup Kara.             Kara sudah memutuskan untuk berhenti menunggu, dan berdoa semoga Raka baik – baik saja dimanapun dia berada. Lalu ditiup lilin berangka dua dan lima yang nyaris habis dan meleleh diatas kue tart berwarna putih dengan hiasan bunga lily diatasnya.               

#4 BESTENEMY : Last or Forever

Image
Sudah sepuluh hari, Pandu tidak masuk sekolah. Tidak ada temannya yang tahu mengapa dia tidak bersekolah. Rana ingin mengabaikan cowok itu, bodo amat dia sekolah atau tidak, namun sisi dirinya yang lain merindukan Pandu. Aneh. “Kenapa sih Ran, kamu ngelamun terus? Ayah kamu sakit lagi? Kosan belum bayar? PR belum selesai?” cerocos Tama yang khawatir sahabatnya satu itu sering tiba-tiba tak bernyawa. “Nggak.” Sahut Rana tak bertenaga. Seharusnya dia senang, tidak ada cowok iseng dan menyebalkan lagi di hidupnya, tapi mengapa malah sebaliknya? Hidupnya terasa sepi. Bukankah, Rana ingin membunuh Pandu kalau Tuhan mengijinkan pembunuhan? Tapi kenapa sekarang dia ingin Pandu di sini? Setiap hari, lebih dari dua puluh kali Rana menoleh ke arah jendela di saat jam pelajaran. Dia berharap melihat Pandu sedang mengejeknya di sana atau menatap anak itu penuh kemarahan karena keisengan Pandu. Entahlah,.. # “Hai Ran,” Sapa Tinus, teman sekelas Pandu. Rana menatapnya curiga, ngapain