cerbung : Ada Cinta Di Banyuwangi #part 1
Wuuusssh,...Bulan Desember itu bulannya hujan dan angin. Di kota ini pun juga mengalaminya, suhu udara yang biasanya hangat kini menurun sampai 10 angka. Hari ini pun begitu, langit mendung. Tidak ada bintang satupun malam ini. Gerimis kecil-kecil sudah membasahi stasiun BANYUWANGI BARU sejak siang tadi. Stasiun terakhir ujung timur pulau jawa. Nama kota ini adalah Banyuwangi.Yep, The Sunrise of java. Kota matahari terbitnya pulau jawa.
seorang cewek yang
sedang duduk menggigil kedinginan sambil memeluk lututnya di kursi panjang stasiun
itu bernama Bali. Jaket tebal dan syal tidak mampu menyelamatkannya dari dingin
yang membekukan malam ini. sungguh.
Bali, seorang guide
muda yang baru saja menerima lisensi nya 2 bulan lalu, tapi dia sudah lumayan
terkenal di daerahnya karena dia satu-satunya guide cewek di lingkungannya. Dia
bekerja di bidang perhotelan, uuhm…nggak bisa disebut hotel sih mungkin bisa
dibilang guest house, atau cottage atau penginapan. Bali bekerja freelance disana
di samping menjadi guide. Itung-itung tambahan untuk biaya kuliah.
Sekarang dia sedang
menunggu datangnya kereta, dia bertugas menjemput
tamu yang akan menginap di guest house malam ini. Bali melirik jam tangannya
lagi yang menunjuk 00:35. Menurut jadwal yang dia baca, seharusnya kereta
datang lima belas menit yang lalu, tapi beberapa saat lalu Bali menguping
pembicaraan petugas kereta api entah bagian apa bilang kepada temannya kalau
kereta mengalami keterlambatan waktu karena ada salah satu roda yang bermasalah
dan tidak bisa memastikan sampai kapan. Bali mendengus kesal mendengarnya, dia
merasa rugi sudah datang setengah jam lebih awal. Huuft.
Bali memeluk lututnya
lagi yang mulai gemetaran, matanya mulai perih dan dia menguap karena
mengantuk. Bali berusaha keras untuk tidak tertidur. lalu Bali mengahadap
kearah hujan yang turun kecil-kecil melewati cahaya lampu kota. Dia jadi
membayangkan salah satu adegan di film korea favoritnya. Seharusnya gerimis
adalah saat-saat yang romantis bukan menyiksa seperti ini. Apa korea juga
sedingin ini? lusa udah tahun baru, besok malam malam perayaan tahun baru,
sedikit berharap akan ada hal yang menyenangkan di malam tahun baru nanti.
Gimana rasanya merayakan tahun baru di korea? Ahhh Pikirnya meracau.
Teettttttttttttttttttttttttttttttttttttt……….
Oh thanks God. Finally!.
Bali bersorak penuh syukur. Lampu sorot dari kereta mulai kelihatan. Bali berdiri
mempersiapkan diri. Bermodalkan papan kertas selebar 20 kali 30 centimeter, Bali
bangkit dari duduknya kemudian berlari ke tepi pembatas agar bisa menemukan
tamunya lebih cepat. Minimal tamunya menemukan dirinya lebih cepat.
bosnya hanya
membekalinya dengan nama tanpa memberi tahu asalnya dan nomer telepon tamunya.
bisa dibilang ini cukup sulit untuk Bali. Bisa saja ada yang namanya kebetulan-sama
di stasiun kan?. Bali mendengus.
Sekali lagi Bali
mengecek papan kertas yang dia bawa untuk memastikan nama yang dia tulis,
tertulis dengan cukup bagus dan bisa dibaca oleh orang manapun, maksudnya dari
bangsa manapun. Tulisan yang bertuliskan “CHRISTOPHER” itu sudah siap. Dilihat
dari namanya dia pasti Bule. Bali tersenyum, dia senang bisa berbicara dengan
bahasa inggris yang ala kadarnya itu.
Kereta berhenti tepat
di depan Bali. Bali segera mengangkat papan itu tinggi-tinggi karena tubuhnya
yang mungil itu, dia nyaris tidak terlihat diantara kerumunan penjemput
lainnya. Heran. biasanya yang naik kereta malam tak sebanyak ini. mungkin efek
libur menyambut tahun baru. Makanya banyak yang pulang kampung.
walau harus terlempar kesana-kemari Bali terus
berusaha agar kertas -yang dia bawa bisa dilihat Tamunya,tidak terjatuh atau
ikut orang lain. Penumpang kereta sudah turun satu-persatu. Tapi belum juga ada
yang menghampirinya. Apa namanya sulit dibaca? Bali mengecek lagi dan ternyata
bisa dibaca kok. Meski agak miring-miring dan besar kecilnya nggak rata.
“mana nih tamunya?”.
Gumam Bali mulai cemas. Dia sudah menjijit-njijit untuk melihat sosok bule yang
turun dari kereta. Sampai jari-jari kakinya terasa mau patah.
Beberapa detik kemudian, dia tidak perlu
berdesakan karena penumpang dan penjemputnya sudah banyak yang pulang dengan
teratur. Tapi kenapa belum juga ada yang menghampirinya?.
Bali memutuskan
memasuki kereta untuk memastikan, mungkin saja tamunya itu ketiduran dan tidak
tau kalau kereta sudah berhenti. Bisa saja kan?
“ngapain dek?”. Tanya
mas Angga, petugas kereta api yang dikenal Bali sekaligus gebetan, ketika Bali hendak
menaiki gerbong satu. Bali melongo melihat Angga datang menghampirinya. Berdoa,
semoga dia tidak tampak berantakan di depan gebetan.
“ nyari tamu saya mas,
kok nggak ada ya, mungkin aja ketiduran di dalam”. Katanya berusaha untuk tidak
gemetar dan salah tingkah. Angga mengernyit. “soalnya kan udah malem, bisa aja
kan dia ngantuk berat terus nggak sadar kalau udah berhenti”. Lanjutnya sambil
nyengir ketika melihat angga tampak bingung. Angga mengedikan bahu lalu
tersenyum geli melihat wajah polos Bali kebingungan.
“ ya coba aja cek di dalam
dek, apa perlu aku temenin?”. tawar mas angga. Bali menggeleng pelan. Cowok
tinggi tegap dan keren mengenakan seragamnya itu tersenyum manis. Membuat Bali terpesona
sebentar. Tapi dia tidak punya cukup waktu untuk melakukan lebih banyak. Oh
sayang sekali. Padahal jarang-jarang mereka bisa bertemu seperti ini.
“ nggak usah, aku
berani sendiri kok”. Kata Bali, dia tidak mau dianggap sebagai pemandu wisata yang
manja apalagi penakut. Mas Angga mengangguk mengerti.
Bali yang sudah naik, kemudian memulai
pencarian. Lorong kereta sudah sepi dan gelap. Karena lampu kereta sudah
dimatikan. Bali jadi merasa ngeri sendiri, terasa sedang berada di film Lawang
Sewu. Tapi demi pekerjaannya dia harus berani.
Bruughkkk!!!
Bali memekik ketika terjatuh
ke lantai dengan posisi lutut yang terjun duluan, tangannya untung sigap
menahan tubuhnya di lantai. sepertinya dia baru saja tersandung sesuatu. Bali
meringis kesakitan.(bersambung)
Comments
Post a Comment