Posts

SURAT UNTUK NATA : He is come

Image
Hai Nata, Apa kabar? Masih sering menunggu hujan datang?  sudah lama aku tidak berkirim surat padamu, mungkin sudah ratusan hujan jatuh di atap rumahku, dan mereka tak lagi menyakitkanku. Jika kamu bertanya bagaimana kabarku, aku baik. Bagaimana hujan tak lagi terdengar menyakitkan, cukup menunjukan kalau aku sangat Baik.  Jika kamu bertanya dimana aku sekarang, aku masih di tempat yang sama. Belum kemana-mana. Tapi.  Perasaanku yang sudah tak lagi sama. Aku tidak lagi memikirkanmu, aku tidak lagi merindukanmu, tidak lagi menunggumu bertanya aku sedang dimana. Tidak lagi berharap kamu datang, dan menggenggam tanganku lalu kamu bawa pergi. Ada seorang lelaki yang mendatangiku, dia seorang Alien dari planet Mars. Aku rasa dia datang dengan membawa Misi khusus dari Planetnya. Semacam mencari tahu bagaimana kehidupan makhluk bernama Manusia di Planet yang berbeda dengannya. Dia datang di kala hujan sedang deras-derasnya, lalu mendarat di Bumi deng...

DECEMBER WISH : Raka Datang

Image
            Kara sedang duduk memeluk lutut di depan kue Tart ber-angka dua puluh lima. Dia menatap lilin itu sejak tiga jam lalu. Dia sengaja membeli kue beserta lilinnya untuk merayakan hari ulang tahunnya sendirian. Ini adalah Desember yang ke Tujuh tanpa Raka.             Raka pernah berjanji akan kembali di bulan Desember. Sudah tujuh tahun Kara menunggu,.  Haruskah dia menunggu lebih lama? Tidak, Kara tidak mau menunggu lagi. Dia harus segera  move on dari janji Raka, seharusnya dia mengabaikan saja janji Raka itu. Karena nyatanya, dia tidak pernah kembali bahkan dia tidak pernah muncul, meskipun hanya sekedar bertanya kabar di facebook. Raka benar-benar menghilang. Menghilang dari hidup Kara.             Kara sudah memutuskan untuk berhenti menunggu, dan berdoa semoga Raka baik – baik saja ...

#4 BESTENEMY : Last or Forever

Image
Sudah sepuluh hari, Pandu tidak masuk sekolah. Tidak ada temannya yang tahu mengapa dia tidak bersekolah. Rana ingin mengabaikan cowok itu, bodo amat dia sekolah atau tidak, namun sisi dirinya yang lain merindukan Pandu. Aneh. “Kenapa sih Ran, kamu ngelamun terus? Ayah kamu sakit lagi? Kosan belum bayar? PR belum selesai?” cerocos Tama yang khawatir sahabatnya satu itu sering tiba-tiba tak bernyawa. “Nggak.” Sahut Rana tak bertenaga. Seharusnya dia senang, tidak ada cowok iseng dan menyebalkan lagi di hidupnya, tapi mengapa malah sebaliknya? Hidupnya terasa sepi. Bukankah, Rana ingin membunuh Pandu kalau Tuhan mengijinkan pembunuhan? Tapi kenapa sekarang dia ingin Pandu di sini? Setiap hari, lebih dari dua puluh kali Rana menoleh ke arah jendela di saat jam pelajaran. Dia berharap melihat Pandu sedang mengejeknya di sana atau menatap anak itu penuh kemarahan karena keisengan Pandu. Entahlah,.. # “Hai Ran,” Sapa Tinus, teman sekelas Pandu. Rana menatapnya curiga, ngapain...

#3 BESTENEMY : Where are you?

Image
Rana salah sudah berfikir kalau Pandu memiliki sisi lain, selain sisi menyebalkan dan selalu membuatnya marah. Rana salah sudah sempat berfikir untuk mencabut kata-katanya tentang dia tidak akan membunuh Pandu, jika Tuhan mengijinkan umatnya membunuh sesama. Rana akan repot jika Pandu masih di sekitarnya. Rana tidak akan pernah lupa, ketika dia gagal ikut Audisi menyanyi karena Rana dikunci oleh Pandu di kamar mandi Osis. Dia membuat Rana meraung-raung sambil kelaparan di kamar mandi. Sepertinya, Bunda harusnya bilang ke pandu bukan untuk menjaga Rana, tapi untuk menjauh dari Rana dan tidak mengganggunya. Kalau saja tadi Tama tidak membantunya menenangkan diri, Rana pasti bikin masalah lagi untuk Pandu. Untung ada Tama yang bilang, ‘Kamu harus berterima kasih pada Pandu, udah nganterin kamu pulang, seenggaknya jangan balas dendam untuk saat ini.’ untuk pertama kalinya kawannya itu bicara dengan sangat bijak. Dan Rana mau mendengarkan. Rana berusaha memfokuskan diri pada soal f...

#2 BESTENEMY : BESTFRIEND (?)

Image
(Lanjutan) Akhirnya Pandu ganti Baju dan tetap memaksa mengantarkan Rana. Gila aja, mereka harus berhenti di Distro hanya untuk membeli baju ganti Pandu. Tuh cowok memang super konsumtif. Nggak kaget sih, dia bisa bakar Reebook tanpa mikir, dan sekarang sudah ganti Yeezzy, yang diyakini Rana Orisinil. Seketika, Rana merasa iri dengan pandu yang sangat mudah. Apapun yang dia inginkan, bisa dia dapatkan tanpa usaha panjang. Berbeda dengan dirinya, yang jika menginginkan sepatu, dia harus nabung dulu, karena orang tuanya sudah cukup terbebani dengan biaya pendidikannya dan kakak-kakaknya. Meski, kakak-kakaknya sudah bisa membiayai kuliah mereka sendiri dengan kerja ‘part time’. Tapi, pengobatan ayah juga butuh biaya. “Pokoknya, kamu nggak boleh keceplosan kalau kita bolos sekolah.” Rana berbicara sedikit berbisik agar tidak terdengar siapapun, meski gerbang dengan pintu rumahnya berjarak agak jauh. Pandu mengangguk mengerti. Mereka sampai di rumah Rana yang cukup pelosok....