SURAT UNTUK NATA : He is come
Hai
Nata, Apa kabar?
Masih
sering menunggu hujan datang?
sudah lama aku tidak berkirim surat padamu, mungkin sudah ratusan hujan jatuh di atap rumahku, dan mereka tak lagi menyakitkanku.
Jika
kamu bertanya bagaimana kabarku, aku baik. Bagaimana hujan tak lagi terdengar menyakitkan, cukup menunjukan kalau aku sangat Baik.
Jika
kamu bertanya dimana aku sekarang, aku masih di tempat yang sama. Belum
kemana-mana.
Tapi.
Perasaanku
yang sudah tak lagi sama.
Aku
tidak lagi memikirkanmu, aku tidak lagi merindukanmu, tidak lagi menunggumu
bertanya aku sedang dimana. Tidak lagi berharap kamu datang, dan menggenggam
tanganku lalu kamu bawa pergi.
Ada
seorang lelaki yang mendatangiku, dia seorang Alien dari planet Mars. Aku rasa dia datang dengan membawa Misi khusus dari Planetnya. Semacam mencari tahu bagaimana kehidupan makhluk bernama Manusia di Planet yang berbeda dengannya. Dia datang di kala hujan sedang deras-derasnya, lalu mendarat di Bumi dengan mata kesepian dan bibir tersenyum. Mungkin dia canggung, karena ini misi pertamanya mendarat di luar angkasa. Bisakah kau merahasiakannya Nata? aku tidak mau NASA tahu lalu membawanya pergi. Karena dia membawa begitu banyak energi yang bisa meledakkan Bumi. Cukup kamu saja yang tidak kembali, dia jangan.
Tentu saja, aku bercanda.
Aku
menyebutnya begitu karena dia benar-benar seperti Alien yang datang ke Bumi
tanpa Ufo-nya , dia mengulurkan tangan dan ingin sekali membawaku ke Planet entah berantah yang hanya ada
aku dan dia di dalamnya, tanpa pernah dia memberi signal sebelumnya kalau dia
akan datang padaku. Aku berfikir, mungkin dia punya teleskop yang memiliki
magnifikasi 700x untuk mengintaiku di Bumi. Karena aku adalah makhluk yang cukup proposional untuk dijadikan bahan penelitian di Planetnya.
Ya, itu hanya imajinasiku.
Tapi bagaimana bisa ada seorang yang ingin mengajakku pergi, tapi mengenalku saja belum? Dia mengulurkan tangannya di tempatku menunggumu, menawarkan dirinya menjadi tempat bersandarku, menginginkanku menjadi teman hidupnya, tanpa sebelumnya mempersilahkan diriku mengenalnya. Bahkan dia bilang, dia sudah cukup mengenalku sejak lama dan cukup tahu tentangku yang membuatku semakin mengamini imajinasiku sebelumnya bahwa dia adalah Alien dengan Teleskop bermagnifikasi 700x.
Nata, mungkinkah kamu percaya jika ada orang yang benar-benar bisa memahamiku tanpa mengenalku sebelumnya?
Mungkinkah kamu percaya ada seseorang yang bisa mencintaiku tanpa alasan yang menguntungkan untuknya?
Mungkinkah ada seseorang yang dengan yakinnya menyebutku orang baik padahal dia belum pernah ngopi bersamaku lama-lama?
Tidak mungkinkan?
Dia pasti sedang mabuk jamur. Itu yang aku pikirkan.
Namun kenyataannya,
Dia bisa meyakinkanku, dia begitu teguh dengan keyakinan yang entah dia dapat dari mana. Dia datang tanpa keraguan ke tempatku berdiri, lalu menawarkan diri untuk berjalan bersamaku menuju kepastian. Matanya yang teduh dan tangan hangatnya membuat keraguanku dan segala macam pertanyaan dalam benakku runtuh. Apa aku sedang dihipnotis?
Aneh, ketika aku yang tidak mudah percaya pada orang lain, bisa percaya dengan semua yang dia katakan. Setiap kata-katanya semacam sihir, dia mampu menerobos dinding yang susah payah aku bangun agar aku bisa berhati-hati padanya. Setelah cukup lama aku tersadar, dia tidak sedang bicara dengan otaknya tapi hatinya. Tidak butuh ratusan hari, dia masuk dalam otak juga kotakku.
Mungkin kamu berfikir aku gila, tapi aku benar-benar tidak sabar untuk menunggu, bagaimana kisahku akan berjalan setelah ini. Mungkin aku naif, tapi aku sungguh-sungguh penasaran bagaimana tangan Tuhan bekerja untukku. Mencari tahu alasan mengapa Tuhan menghadirkan dia dalam hidupku dengan penuh rahasia.
Nata, jangan cemburu. Aku tak akan lagi menulis kisah tentangmu, tapi aku akan menulis surat padamu, menceritakan satu persatu padamu bagaimana petualangan hidupku dimulai. Bersama Alien. Maksudku Feby Olgarian.
Comments
Post a Comment