cerbung : Ada Cinta di Banyuwangi #Ending

Semenjak Cris memeluknya-tepatnya membagi jaketnya pada Bali, Bali jadi sering merasa canggung dekat-dekat cowok ini. sekarang mereka turun dari kawah menuju lembah Paltuding dengan kecanggungan luar biasa. Bali jadi sering gagap mendadak setiap ditanya oleh Cris, selama perjalanan Bali hanya diam, cris sibuk memotret sekitarnya. Cris sangat terpesona saat matahari muncul tadi, dia bisa melihat bentangan danau berwarna biru di hadapannya.
“mas Angga?Vka?”. langkah Bali terhenti,Cris yang tidak tau Bali berhenti tiba-tiba , nyaris menabrak Bali.
“hey!”. Bentak Cris. Tapi niat mengomelnya diurungkan setelah melihat Bali tertegun di hadapan dua anak yang sedang mendaki dan sama kagetnya dengan Bali.
Vika dan Angga tampak salah tingkah, tadinya mereka berpelukan tapi langsung dilepaskan ketika Bali menyebut nama meraka.
“sorry Bali,aku nggak bermaksud buat…”. Vika tampak bingung dengan apa yang harus dia jelaskan.
“udahlah vika”. Angga menepuk bahu Vika. “sorry ya Bali, kita berdua udah jadian, dan sorry aku nggak suka sama kamu, aku sukanya sama Vika”, jelas Angga yang membuat Bali menatap mereka benci. Semudah itu?. Tapi sebelum air matanya mengembung,sebelum Bali melanjutkan langkahnya ke bawah. Bali tersenyum lebar..
“aku juga gak suka sama kalian”.
Sekali lagi Bali tersenyum, menguatkan hati, lalu pergi meninggalkan Vika yang tampak merasa bersalah dan Angga.
Cris memang tidak mengerti dengan peristiwa itu, tapi mengingat cerita Bali semalam tentang gebetannya yang bernama Angga dan sahabatnya yang bernama Cika. Cris sepertinya mengerti. Cris mendengus kearah dua anak itu lalu berlalu mengikuti Bali.
“lo nggak apa-apa?”. Tanya Cris saat mereka memasuki mobil. Bali masih tertegun lalu menggeleng.
“aku nggak apa-apa”. ujarnya datar, tapi tidak bisa menahan bendungan air di matanya. Cris mengulurkan sekotak tissue dari Dasbor.
“kalau mau nangis, nangis aja, gue akan pura-pura nggak denger dan gue nggak akan lapor ke manager lo”. tukas Cris, tidak lama, Bali meledak dia menangis sejadi-jadinya. Cris menghela nafas, lalu menghidupkan mesin mobil. tanpa berminat bertanya lebih lanjut, walau sebenarnya Cris ingin menghibur gadis ini, tapi dia tidak tau caranya.
Sampai Cris mengambil barang-barangnya di Hotel, sampai mereka ada di perjalanan menuju stasiun Bali masih diam. Dia masih berusaha menenangkan dirinya. Dia juga tidak tau kenapa dia bisa sesedih ini. Nino, sopir mereka menatap Bali bingung. Dia melirik Cris yang juga tampak diam duduk di belakang menatap keluar jendela.
“cowok kayak gitu nggak pantes lo pikirin”. Ujar Cris saat mereka turun di Stasiun. Aneh , dia merasa kesal melihat gadis itu diam, karena patah hati. Bali menoleh padanya dengan sisa air mata yang mongering di bawah kelopak mata.
“aku tau”. Sahut Bali datar. Cris mengigit bibir bawahnya tidak tau harus mengatakan apa lagi.
“lo kan cewek, cantik, menarik. Pasti banyak lah yang suka sama lo, dibanding siapa tadi? Gue yakin banyak yang lebih baik dari dia”. Cris tertawa kecil agar gadis ini ikut tertawa tapi ternyata nggak berhasil.
Bali tidak mengerti apa yang membuatnya sedih sebenarnya?. Sahabatnya yang menghianatinya? Gebetan yang menolaknya terang-terangan? Atau kepergian Cris?. Bali menatap Cris lurus-lurus.
“Thankz”. Sahut Bali singkat, dia juga tidak berminat mengatakan banyak hal apalagi salam perpisahan. Dia merasa tidak ingin berpisah dengan cowok ini.
“baiklah, waktunya gue pergi. Harus gue akui,…”. Cris mencoba menata kata-kata yang tepat yang ingin dia katakan. “gue nggak suka lihat lo nangis, gue lebih suka lihat lo marah, jadi sebelum pergi gue pengen bikin lo marah”. Cris nyengir, Bali tidak mengerti maksud Cris, hingga Cris memajukan tubuhnya dan mencium kening Bali cepat. Bali tertegun merasakan sesuatu yang menyentuh keningnya barusan. Butuh beberapa detik untuk menyadarinya.
“HEY!!”. Pekik Bali melotot pada Cris. Apa yang barusan dia lakukan?. Tapi sebelum Bali berniat memukul cowok itu, Cris sudah memasangkan topi miliknya pada Bali. Cris terkekeh merasa berhasil.
“gue akan kembali, jadi tunggu gue ya, dan jangan melirik cowok lain apalagi menangisi Angga, karena saat gue kembali gue mau lo jadi pacar gue”. Cerocos Cris cepat yang sulit ditangkap oleh Bali. Bali melongo. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar.
“heh?ap-paa? pac..ar??”.
“dasar lemot”. Cris mencubit pipi Bali yang masih terbengong, gemas. “dagh!”. Dia melambaikan tangannya, tersenyum sebentar lalu berlari kearah peron. Keretanya sudah menunggu di sana.
Bali terbengong, menyaksikan kejadian yang sangat cepat itu, Cris mencium keningnya, Cris mengenakan topi miliknya pada Bali, mengatakan hal-hal yang menyenangkan dan mencubit pipinya dan sekarang dia sudah berada di dalam kereta. Bali tersadar, senyum cowok itu begitu cantik. Bali senyum-senyum sendiri.
“woy! Sampe kapan berdiri disitu?”. Teriak Nino yang mengaburkan kebahagiaan Bali. baru sadar kalau Bali berdiri di tengah jalan.  Bali berhambur kearah Nino dengan tersenyum lebar, sudah lupa sama patah hatinya yang tadi, sudah lupa sama penghianatan yang tadi, berkat Cristopher.
Bali kembali menatap stasiun, keretanya sudah bergerak. Dan dia berjanji akan menunggu Cris sampai dia datang lagi. semoga secepatnya. Bali ingin segera menatap lagi mata coklat dan Rambut yang kemerah-merahan.
The end.


Comments

Popular posts from this blog

#1 BELAJAR MENULIS : CARA MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DAN KARAKTER PADA NOVEL

Surat Untuk Nata : HUJAN hari ini.

LET GO!