Surat untuk Nata : Ticket to the moon
aku pikir, aku tidak bisa menjejakkan kakiku ke bulan. Ternyata tuhan masih mengijinkannya meskipun tiketnya harus ku bayar mahal.
Kamu tahu Nata, ketika pertama kali kamu mengajakku untuk nonton? apa kamu ingat?
kamu tahu betapa bahagianya aku ketika kamu mengirim pesan singkat dan menawarkanku sebuah ticket ke Bulan, apa namanya, sebuah tempat di sisimu kalau bukan Bulan?
maksudku, sebuah tempat tepat di sebelahmu. Sebuah tempat yang tidak mudah untuk aku jangkau tanpa tiket atau Apollo.
Kamu dengan berjuta alasan mengajakku nonton berdua. Meski status kita sebagai teman, aku tidak pernah merasa sebahagia ini, ketika temanku yang lai menawarkanku tiket bisokop.
Sebuah kesederhanaan yang membuatku merasa bahagia. Aku tidak tahu apa alasan tuhan membisikanmu dan memintamu untuk mengajakku pergi menonton. Tanpa memikirkan banyak hal, aku mengiyakan ajakanmu.
ini pertama kalinya, dan aku tidak berharap ada yang kedua. Karena, aku takut Tuhan marah jika aku serakah. Aku yang tidak bisa menahan diri, dan memilih bahagia duduk di sampingmu. hanya sekali, tidak perlu dua kali, aku mensyukuri 2 jam yang berharga ini.
aku masih meyakinkan diri, bahwa kita hanya berteman. Kamu juga mengajakku, karena aku satu-satunya temanmu yang punya waktu. Ya, dua teman menonton bersama. se simple itu.
dua jam, aku duduk di sampingmu, menonton film yang bahkan aku tidak tau apa , yang soundtrack-nya selalu mengingatkanku tentang 2 jam itu. Memilih duduk di sampingmu selama 2 jam di dalam bioskop. Di tengah keremangan, aku masih bisa melihatmu bernafas dua kali lebih cepat. Entah hanya imajinasiku saja, aku melihat sudut matamu melirik padaku. aku duduk di sampingmu, sengaja menyentuh lenganmu, agar aku bisa menyerap hangat tubuhmu, karena Ac yang tepat di atasku terlalu dingin.
selama dua jam, kadang kita bertengkar karena berebut lengan kursi yang hanya satu, kita tertawa bersama ketika ada adegan lucu, dan kamu yang mengejekku karen aku menangis ketika adegan sedih. Aku sudah merekam 2 jam berharga bersamamu Nata. jadi jangan heran, mengapa aku bisa ingat setiap detailnya.
Hi,Nata kapan kamu memberiku Tiket ke bulan lagi? iya maksudku, di sampingmu.
Comments
Post a Comment