Surat Untuk Nata : I am Fallen ( in love)
Aku pikir, aku sudah tidak lagi bisa jatuh cinta selain pada mu. Kalimat tepatnya, aku pikir, aku tidak bisa menggunakan akal sehatku untuk diajak berfikir dengan bijak pada siapa aku bisa jatuh cinta. Ternyata, aku masih bisa berfikir rasional dan realistis. Aku, otakku dan hatiku bisa aku ajak kembali ke permukaan bersama-sama sebelum benar-benar tenggelam pada harapan fana. Yaitu, berharap akan hidup bersamamu selamanya.
Alien itu benar-benar tidak sedang bercanda, dia terlihat berusaha membujukku untuk ikut bersamanya. Dia menawarkanku hidup yang aku inginkan sebagai perempuan lugu yang tak banyak bermimpi soal rumah tangga. Aku pikir, semua bisa menawarkanku hal itu jika hanya sebatas kata-kata, dan aku tidak begitu saja percaya padanya. Tapi, ternyata dia begitu serius.
Hampir setiap hari, dia mengucapkan selamat pagi di bangun tidurku dan mengakhirinya selamat malam begitu tengah malam tiba. Dia yang selalu berusaha membuatku tertawa dengan lelucon dan gombalan-gombalannya. Dia yang begitu yakin kalau aku adalah perempuan yang dia inginkan untuk menjadi pedamping hidup. Dia yang tak henti-hentinya membuatku merasa menjadi perempuan yang layak untuk dicintainya.
Pelan-pelan dia mengikis bayanganmu, dan meletakkan dirinya sebagai penggantinya tanpa aku sadari kapan dia melakukannya.
Sebagai perempuan yang masih mudah tertipu, aku takut tertipu untuk kesekian kali. Lebih-lebih jika orang yang akan menipuku itu akan kecewa karena apa yang dia harapkan tidak dia dapatkan. Aku memang begitu orangnya. jadi, sebelum semuanya kecewa aku berfikir lebih panjang untuk benar-benar membiarkan dia masuk dalam hidupku. Aku juga harus memastikan bahwa dia tidak akan terluka jika aku mengijinkannya mencintaiku.
Namun tidak butuh lama,
Nata,aku jatuh cinta.
Jika kau tanya mengapa bisa secepat ini? itu karena dia lelaki yang luar biasa.
Dia adalah lelaki yang sedang patah hatinya, di matanya menyimpan luka dan amarah. Namun, bibirnya selalu tersenyum. Setiap kali aku melihatnya bercerita tentang cinta, kedua bola matanya menyala. Ada rindu yang dia selipkan di antara luka hatinya. Rindu akan cinta, yang sedang dia coba salurkan dan berusaha dia sampaikan padaku. Dan cinta itu yang bisa aku rasakan setiap kali kami berbicara.
Bersamanya, aku merasa aku juga Alien yang sedang tersesat di Bumi. Hanya saja, aku yang tidak menyadarinya. Begitu duduk bersamanya, aku merasa memiliki dunia yang sama. Kami memiliki dunia yang pernah gelap dan sendiri. Bersamanya aku bisa bercerita banyak hal-hal aneh yang tidak biasa dipahami manusia, bersamanya aku bisa membangun dunia kami sendiri. Aku merasa punya teman, teman yang tidak akan memanggilku aneh karena obrolan yang kami bahas sama-sama kami mengerti, teman yang tidak akan memanggilku bodoh karena dia paham apa yang sedang coba aku sampaikan, teman yang sama-sama kesepian. Sehingga aku merasa, kami bisa melengkapi satu sama lain.
Nata,
Memilikinya ada di sampingku membuatku merasa Tuhan sedang memelukku dengan caraNya. Dia takut aku sendirian dan kesepian sehingga Alien dari planet yang tidak aku mengerti itu Dia kirim padaku.
Meskipun begitu, aku masih belum berani memutuskan. Untuk saat ini aku hanya bisa menatap uluran tangannya. Aku harus memastikan sekali lagi, bahwa aku tidak sedang ditipu lagi. Memastikan benar-benar bahwa, tangan yang terlihat hangat itu benar-benar nyata, bukan sekedar ilusi karena terlalu lama menunggumu.
Nata, haruskah aku pergi bersamanya???
Comments
Post a Comment