Cerpen Cinta Surat Untuk Nata : Cita Cinta



cerpen cinta cita cinta


Hi Nata, Apa kabar?
Bagaimana kabar cuaca di kotamu yang jarang ada kabutnya?

Masih tentang mimpiku yang selalu ada kamu di dalamnya.
Nata, ayo kita hidup berdua. Iya berdua saja.
Kita pergi ke sebuah desa, Sebuah desa, yang akan sering berkabut seminggu sekali. Dan aku akan memintamu memotretku di tengah kabut menggunakan jaket gunung berwarna biru dan scraf pemberianmu.

Bagaimana kalau kita membangun sebuah rumah mungil berukuran lima kali tujuh meter dengan sedikit pekarangan memutari rumah? Tidak perlu besar, kecil saja. Agar tak ada jarak diantara kita. Tidak perlu bagus, sederhana saja karena masih banyak waktu tersisa untuk kita membangun bersama. Rumah dengan cat putih yang dipenuhi bunga lili  di setiap pagarnya, dengan lukisan bunga teratai di tembok ruang tamu, lukisan hujan di kamar kita, dan lampu bohlam berwarna kuning di taman.

Nata, bayangkan jika di depan rumah kita ada savana yang ujungnya adalah matahari terbenam, mengingat betapa kita berdua menyukai jingga yang dikirim oleh senja.
Kita akan merayakan senja bersama - sama, dengan dua cangkir teh melati dan setoples kata - kata . Ya, kata - kata cinta yang akan jarang kamu ungkapkan secara nyata.

Nata, aku yang sangat susah bangun pagi, akan menyiapkan kopi sebelum fajar.
Membangunkanmu dengan aroma kopi kesukaanmu, sebelum matahari menyorot nyalang ke arah rumah kita. Akan ada dua tangkup roti isi coklat kesukaanmu,kita bicara tentang mimpi - mimpi dan angan kita berdua. Betapa aku menganggumi caramu membuatku tertawa, diantara kepulan asap tipis dari teh melati dan kopi diatas meja.

 Aku akan menyiapkan pakaianmu untuk kamu gunakan bekerja, dan aku akan menunggumu di rumah sembari menanam bunga di pekarangan kecil rumah kita. Aku akan menunggumu dengan sabar, dan menyambutnya dengan senyuman saat kamu datang dengan peluh di dahimu. lalu, kamu akan bersandar di bahuku sembari bercerita betapa berat harimu. Kita habiskan malam bersama di depan tivi, Berebut remote Tivi karena acara yang kita sukai berbeda, lalu tertidur di sofa dengan tivi yang menyala.

Nata, aku sudah mulai lelah.
Lelah dengan aktifitas yang tak henti - hentinya mengganggu tidurku, kalau di rumah kecil kita aku bisa tidur siang sembari menunggumu pulang atau memasakan kudapan manis yang kamu sukai.
Aku mulai lelah dengan hiruk pikuk kehidupan, dengan pemikiran - pemikiran orang yang selalu kamu tanggapi dengan ' sudah jangan ditanggapi, nikmati saja hidupmu', bersamamu aku hanya akan memikirkanmu dan tidak mendengar lagi kicauan mereka, karena yang aku dengar hanya gerutuanmu atas kecerobohanku dan ledekanmu tentang ketololanku.

Nata, Aku ingin lebih banyak bercerita di sampingmu dalam sebuah kursi ayunan di sebelah kanan pekarangan rumah kita, yang akan ditumbuhi rumput jepang dan bunga liar berwarna kuning. Aku ingin menyandarkan bebanku dibahumu, sejenak. Dan kamu akan merangkul bahuku dengan hangat.

Aku rindu, ketika kamu berkata ' tidak apa - apa kamu tidak bisa melakukannya, kamu tidak harus bisa melakukan banyak hal sekaligus, kerjakan yang membuatmu senang, jangan dipaksakan kalau tidak bisa', ketika aku mengeluh tentang tuntutan yang harus aku jalani. Tentang orang - orang yang selalu memerintahku tanpa memikirkan apa yang sedang aku hadapi. Tidak ada orang yang sepeduli dirimu, yang bilang memiliki tangan dengan jari gemuk - gemuk adalah salah satu karateristik perempuan, bukan aib. Yang setiap perempuan tidak harus sama dengan perempuan lainnya, meskipun aku tahu, yang kamu cari adalah perempuan cantik seperti perempuan pada umumnya di era sekarang, sedangkan aku perempuan yang hidup di era yang tertinggal.

Nata, aku akan menjadi wanita hebatmu yang akan meninggikan derajatmu, aku akan menjadi perempuan dibalik kesuksesanmu. Yang akan mendorongmu, ketika kamu putus asa, sama seperti yang kamu lakukan ketika aku putus asa dengan hidupku.

Nata, Kata orang aku adalah perempuan yang mengejar harta. Mereka salah, aku mengejarmu. Kamu tanpa harta sekalipun. Nata, jangan pikirkan apa yang mereka katakan, pikirkan apa yang kamu rasakan,..aku masih di tempat yang sama, tempat dimana kamu memintaku menunggu. Aku hanya akan menunggu, sampai kamu memutuskan pergi untuk selamanya atau kembali. Aku masih duduk manis bersama mimpi - mimpiku, mimpi kecil kamu melangkah ke arahku dan mengulurkan tangan untuk menjadikanku bagian hidupmu.

Nata, Ayo hidup bersamaku. Aku janji, aku tidak akan menyusahkanmu. Aku akan menjadi pendengar terbaik hari - harimu, menjadi teman hidupmu dan tua bersamamu. Mau?

Nb : Nata, kalau kamu bosan dengan rumah kecil kita, kita bisa jalan-jalan naik motor ke pulau kecil atau pantai berpenghuni, atau hutan dengan singanya, atau ke kutub utara. kemana saja, naik apa saja, asal sama kamu aku mau, bahkan tidur diemperan jalan. *Asalsamakamu.

Comments

Popular posts from this blog

#1 BELAJAR MENULIS : CARA MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DAN KARAKTER PADA NOVEL

Surat Untuk Nata : HUJAN hari ini.

LET GO!